Pesona Alam Pulau Selatan Selandia Baru
16.10.09
TAMAN-TAMAN cantik menjadi tujuan favorit para turis yang mengunjungi Kota Christchurch. Danau, gunung, lembah, dan bentangan pantai pesisir timur menjadi pilihan pelancong di pulau selatan Selandia Baru.
Pilihan berwisata yang menyuguhkan keindahan panorama alami dilengkapi suasana bangunan arsitektur bergaya Eropa dapat dinikmati bila berkunjung ke Kota Christchurch, kota terbesar di pulau selatan di Selandia Baru. Negeri ini telah tersohor seantero dunia sebagai tempat wisata yang memiliki keindahan alam.
Sepanjang mata memandang, hamparan pegunungan, lembah, sungai, hutan dan padang rumput yang kontras menjadi suguhan bagi wisatawan. Keunikan lainnya pada musim salju di Selandia Baru justru berlangsung ketika musim panas di Eropa.
Sebab itu turis di mancanegara yang ingin bermain salju berbondong-bondong datang ke negeri dengan ciri khas binatang kiwi ini. Kota yang saya kunjungi di Selandia Baru adalah kota teramai di pulau bagian selatan yaitu Christchurch.
Perjalanan dari Jakarta dapat menggunakan dua pilihan penerbangan yang mengantarkan kita ke kota yang dikenal sebagai Garden City, Singapore Airline via Singapura atau Qantas via Sydney. Saya memilih menggunakan Singapore Airline dan menempuh perjalanan selama 10 jam untuk sampai di Christchurch.
Sebelum pesawat mendarat,pemandangan dari udara telah menunjukkan betapa indahnya alam negeri yang berada di ujung bumi belahan selatan ini. Kira-kira pukul 08.00 pagi waktu Christchurch, pesawat mendarat dengan mulus di Bandara Internasional Christchurch yang terlihat cukup ramai.
Bandara Christchurch seperti halnya bandara berstandar internasional di Eropa memiliki fasilitas memadai. Di sekitar bandara tampak banyak warga berkulit putih mendominasi sebagai petugas dan pekerja yang sibuk melayani para penumpang pesawat. Fasilitas bus umum juga tersedia dengan harga yang murah mengantarkan para penumpang ke hotel.
Sewaktu keluar bandara, udara dingin sekitar 8 derajat Celsius telah "menyambut" sebagai ucapan selamat datang. Saya bersama beberapa turis lainnya akhirnya menaiki sebuah bus yang berukuran sedang untuk mengantar ke hotel.
Christchurch merupakan kota yang sepi tetapi keindahan taman-taman yang terlihat di sisi jalan mendominasi dengan bentuk yang beragam. Setelah check inhotel,saya langsung mempersiapkan diri dengan perlengkapan dingin dan kamera untuk segera melihat keindahan kota ini.
Sebagai bekal informasi, saya mulai bertanya-tanya kepada pegawai hotel. Berbagai brosur saya dapatkan dengan tambahan informasi penting dari mereka untuk jalan-jalan di Christchurch. Kota ini memiliki ikon sebuah gereja yang menjadi pusat kota. Akhirnya, saya berjalan kaki dengan data peta dan informasi cukup untuk berwisata di kota ini.
Gereja Gaya Abad ke-19
Christchurch merupakan kota yang berarti Gereja Kristus. Sebab itu sebagai pusat kota terdapat gereja bergaya Eropa yang berdiri kokoh dengan berbagai kegiatan keagamaan. Atraksi lainnya juga sering dilaksanakan di gereja tersebut. Jumlah penduduk kota ini 350.000 orang dengan bahasa nasionalnya bahasa Inggris.
Suhu pada musim panas mencapai 33 derajat Celsius, sedangkan pada musimdinginsampai2derajatCelsius. Abel Janszoon Tasman,warga Belanda pertama yang mencapai Selandia Baru, dan Kapten James Cook adalah orang Eropa pertama yang mendarat di Lyttelton Harbour Christchurch.
Warga Eropa ketika itu berburu ikan paus dan anjing laut, serta berdagang dengan suku asli Maori.Bangsa Eropa ini selanjutnya menyebarkan agama Kristen. Gedung-gedung dan taman di Kota Christchurch bentuknya hampir serupa dengan yang ada di Kota London, yang membedakan besarnya dan keramaiannya.
Nama-nama gedung, jalan, dan tamannya juga diambil dari bahasa Inggris atau tokoh-tokoh ternamanya. Suasana kota ini tenang, nyaman, tapi modern. Karena itu banyak turis rileks menikmati pemandangan kota yang bersahaja ini. Dari kejauhan tampak gereja dengan bentuk yang unik.
Pusat kota tersebut dikenal dengan sebutan Cathedral Square karena tepat di depan gereja terdapat taman yang bentuknya hampir melingkar dan luas. Sementara di sebelah kiri, kanan, dan belakangnya didampingi berbagai gedung bergaya arsitektur Eropa. Siang itu banyak turis dan warga yang bercengkerama di sekitar gereja.
Saya mendatangi gereja yang menjadi kebanggaan masyarakat Christchurch tersebut. Pada papan pengumuman tampak berbagai kegiatan gereja yang diselenggarakan dan pengunjung yang masuk untuk melakukan kegiatan. Bagian gereja yang paling tinggi merupakan tempat lonceng dan berdasarkan informasi yang saya dapat, digunakan juga untuk menyampaikan pidato penting pendeta maupun meniupkan terompet ketika perayaan akhir tahun. Bangunan utama gereja lebih rendah,tetapi lebar dengan ukiranukiran yang khas dan unik.
Pintu utama gereja ini berukuran besar, yang mengantarkan pengunjung ke lobi utama gereja. Sedangkan bangunan lainnya yang memanjang ke belakang dan menyambung adalah bagian dari gereja. Gereja Anglican Christchurch dibangun oleh arsitek Inggris Sir George Gilbert Scott dan arsitek Selandia Baru Benjamin Mountfort sebelum abad ke-19. Bangunan gereja dibuat dari batu lokal yang berkualitas baik. Halaman yang luas di depan gereja dikenal juga sebagai Victoria Square, yaitu sebagai pusat bisnis Kota Christchurch.
Di sekitar Victoria Square terdapat patung Ratu Victoria dan patung James Cook sebagai penghormatan masyarakat Christchurch kepada penguasa kerajaan Inggris serta penemu daerah tersebut. Tak terasa hari menjelang malam, saya kembali ke hotel untuk beristirahat. Setelah melepas lelah, semangat kembali berkobar dengan dinner ala Christchurch yang menunya bergaya Eropa.
Malam itu saya kembali mengunjungi pusat kota. Suasananya sangat tenang, yang tampak jelas hanya gereja yang tadi siang ramai sekali. Akhirnya saya memutuskan kembali ke hotel untuk meneruskan berwisata besok saja. (Koran SI/Koran SI/nsa)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar